Kecerdasan yang dimiliki seorang anak terkadang dikaitkan oleh faktor keturunan, pernyataan ini ini terus menjadi topik perdebatan ilmiah hingga kini, Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa faktor genetik memang memainkan peran besar dalam menentukan tingkat kecerdasan seseorang, namun bukan satu-satunya penentu.
Dengan kata lain, kecerdasan seorang anak bisa saja diturunkan, tetapi tidak mutlak diwariskan. Orang tua yang cerdas belum tentu memiliki anak yang cerdas, dan sebaliknya, anak dari keluarga biasa bisa tumbuh menjadi pribadi dengan kecerdasan luar biasa.
Menurut studi dari University of Edinburgh, Skotlandia , sekitar 50 hingga 80 persen kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh faktor genetik. Artinya, anak-anak yang lahir dari orang tua dengan IQ tinggi memiliki kemungkinan lebih besar mewarisi kecerdasan tersebut.
Namun, lingkungan dan pola asuh juga memegang peran penting. Akses terhadap pendidikan, nutrisi yang baik sejak dini, stimulasi kognitif, dan dukungan emosional turut membentuk perkembangan otak dan kemampuan intelektual anak. Anak dari keluarga biasa pun bisa memiliki IQ tinggi jika berada dalam lingkungan yang mendukung perkembangan otaknya.
Dengan kata lain, kecerdasan bisa jadi faktor keturunan, tetapi tidak mutlak diwariskan. Orang tua yang cerdas belum tentu memiliki anak yang cerdas, dan sebaliknya, anak dari keluarga biasa bisa tumbuh menjadi pribadi dengan kecerdasan luar biasa.
Ada banyak faktor yang memengaruhi tingkat kecerdasan pada anak. Misalnya saja faktor genetik dan lingkungan.
Pola asuh orang tua, pendidikan, dan perhatian emosional bisa memengaruhi apakah anak bakal tumbuh pintar atau tidak. Tak kalah signifikan, ada peran genetik yang juga menentukan kepintaran anak.
Peneliti melakukan wawancara terhadap 12.686 remaja berusia 14 hingga 22 tahun. Mereka ditanyai tentang beberapa faktor termasuk ras, tingkat pendidikan, sosial, status ekonomi dan pertanyaan serupa ini ditanyakan kepada ibu-ibu dalam penelitian.
Dalam menyelidiki masalah di atas, para peneliti menyebutkan bahwa wanita cenderung mentransmisi gen kepintaran ke anak yang terbentuk dari kromosom X.
Studi menemukan bahwa wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan pria hanya memiliki satu kromosom X. Itu artinya, wanita dua kali berpeluang mewariskan kepintaran pada anak ketimbang pria.
Sementara itu, peneliti juga menunjukkan bahwa ayah hanya mewarisi serangkaian sifat lain yang ditentukan gen seperti intuisi dan emosi. Warisan ini juga menjadi kunci untuk membuka kepintaran potensial anak.
“Jika gen yang sama diwarisi dari ayah, gen tersebut akan dinonaktifkan. Jelas, gen lain bekerja sebaliknya, hanya diaktifkan jika berasal dari ayah,” ungkap penelitian di Psychology Spot.
Secara keseluruhan gen ibu dan ayah sama-sama bisa menurunkan kepintaran. Hanya saja potensi yang lebih tinggi diturunkan oleh ibu, tanpa mengesampingkan pola pengasuhan keduanya.



