Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi sorotan karena dituding menjadi biang utama polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya. Namun, PLN memberi bukti bila tudingan tersebut tidak tepat.
General Manager PT PLN Indonesia Power (IP) PGU Suralaya Irwan Edi Syahputra Lubis menegaskan pembangkit listrik di sekitar Daerah Jakarta telah dilengkapi dengan teknologi canggih yang ramah lingkungan.
Menurut dia, PLN mengadopsi teknologi ESP dan CEMS pada pembangkit di sekitar Jakarta, terutama PLTU Suralaya, telah dilakukan meski masih sering dituding sebagai penyebab polusi udara.
Baca Juga: Batubara Meroket, Neraca Dagang RI Surplus 40 Bulan
Teknologi tersebut, jelas dia, sudah terpasang pada tiap-tiap cerobong pembangkit listrik untuk memastikan emisi gas buang. Termasuk PM 2.5 mampu ditekan dengan maksimal.
“ESP merupakan teknologi ramah lingkungan pada PLTU yang berfungsi untuk menangkap debu dari emisi gas buang dengan ukuran sangat kecil,” beber Irwan.
Selain pemasangan ESP, juga telah terpasang Low NOx Burner dan pemilihan batu bara rendah sulfur (Coal Blending) pada setiap PLTU sehingga emisi yang dikeluarkan oleh PLTU selalu aman dan berada di bawah ambang batas pemenuhan baku mutu sesuai dengan Permen LHK 15/2019.
Baca Juga: Starlink Milik Elon Musk Masuk Indonesia, Satelit Satria-1 Terancam
Adapun CEMS, papar GM PT PLN Indonesia Power ini, merupakan teknologi yang digunakan untuk memantau emisi pembangkit secara terus menerus. Dengan demikian, emisi yang keluar dari cerobong dapat dipantau secara real time serta dipastikan tidak melebihi baku mutu udara ambien yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Secara gamblang, prinsip kerja ESP yaitu dengan memberi muatan negatif kepada abu hasil pembakaran melalui beberapa elektroda. Jika abu tersebut diteruskan ke dalam sebuah kolom yang terbuat dari plat yang memiliki muatan lebih positif, maka secara alami abu akan tertarik oleh pelat bermuatan positif tersebut.
Abu hasil pembakaran akan terakumulasi dan sebuah sistem rapper khusus akan membuat abu tersebut jatuh ke bawah dan keluar dari sistem ESP. Efisiensi penyaringan abu dengan ESP mampu mencapai 99,9 persen.
Baca Juga: Dengan Teknologi MOXIE, NASA Berhasil Ciptakan Oksigen di Planet Mars
“Pemantauan itu berlaku real time, sehingga kualitas udara di sekitar pembangkitan listrik dipastikan aman atau bisa terkendali di bawah Baku Mutu yang ditetapkan pemerintah,” kata Irwan.