PT PLN (Persero) melakukan Rencana perubahan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga 2040. Salah satunya tentang perubahan penambahan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang mencapai 75 persen.
Bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT PLN sedang menyiapkan revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). dalam perubahan perencanaan RUPTL itu akan dibangun Green Enabling Transmission Line untuk menyesuaikan EBT dengan sumber permintaan.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan perubahan ini diperkirakan hingga 2040. Menurutnya, sumber EBT baseload dalam skala besar memiliki lokasi yang berjauhan dari pusat permintaan.
“Nah yang baru ini kita petakan ada mismatch dengan sumber EBT baseload dengan skala besar di daerah lokasi yang memang jauh dan juga berpencar dari lokasi demand,” ujar Darmawan saat PLN Nusantara Power Connect di Jakarta, Senin (11/9), dikutip dari Antara.
Darmawan lebih lanjut mengatakan, peningkatan penambahan pembangkit listrik berbasis EBT merupakan upaya penyelarasan pertumbuhan ekonomi dan keberlajutan lingkungan.
“Dengan adanya perancangan RUPLT yang baru ini, harapannya adalah pertumbuhan ekonomi bisa terjaga,” kata Darmawan
Darmawan Prasodjo menyampaikan, dalam rencana ini akan ada penambahan 32 gigawatt EBT baseload ke dalam ekosistem kelistrikan hingga 2040.
Selain itu, dibangun juga smart grid with the state of the art of technologym, skenario flexible generation, ditambah smart transmission, smart control center, smart distribution dan smart meter.
“Adanya perencanaan desain dan pembangunan smart grid dengan state of the art of technologym ini, maka penambahan variabel EBT yang tadinya hanya mentok di lima gigawatt sampai 2040 bisa ditambah menjadi 28 gigawatt variabel EBT,” kata Darmawan.
Darmawan mengatakan adanya penambahan Green Enabling Transmission Line dan smart grid dinilai mampu mengeksplorasi energi dari geotermal, angin, ombak dan seluruh potensi di Tanah Air.
Ia juga menyebut bahwa 60 gigawatt EBT akan ditambahkan sampai 2040, sehingga 75 persen penambahan pembangkit berbasis pada EBT dan 25 persen gas.
Target penambahan pembangkit listrik berbasis EBT dalam perubahan RUPTL ini lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
Dalam RUPTL 2021-2030, PT PLN menargetkan penambahan pembangkit EBT sebesar 20,9 GW atau 51,6 persen dari total rencana pembangkit.
Sementara rencana penambahan PLTU batu bara dalam RUPTL 2021-2030 mencapai 13,8 GW atau 34,1 persen dari total rencana pembangkit.